Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pernahkan
Anda ke Pulau Bali? Lebih tepatnya di Puja Mandala, Nusa Dua Bali. Ya betul,
itu adalah nama tempat peribadatan. Tapi kalau ini bukan sembarang tempat
peribadatan, karena Puja Mandala merupakan pusat peribadatan. Yang lebih wow
lagi, Puja Mandala bukan hanya pusat peribadatann pemeluk agama Hindu, tetapi
juga ada 4 agama lain. Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu tentunya adalah
5 agama yang kesemuanya mempunyai tempat ibadah di komplek tersebut. Betapa harmonisnya
hubungan multi-kepentingan disana, karena disana bukan hanya Indonesia saja
yang menikmati keindahan pulau Bali, namun juga masyarakat Internasional. Itulah
sedikit ilustrasi tentang integrasi masyarakat di tengah-tengah pertentangan
sosial.
Tentunya integrasi masyarakat bukanlah hal yang
mudah, mungkin pula perlu waktu bertahun-tahun untuk mewujudkannya. Isi kepala
tiap orang berbeda-beda, maka berbeda pula apa yang mereka inginkan. Isu SARA
dan RAS sudah menjadi hal yang wajar sejak nenek moyang kita. Isu diatas
sengaja dihembuskan untuk memuluskan kepentingan pribadi/ kelompok yang
berakibat dengan pertentangan sosial dan lebih parahnya bisa menyebabkan
perpecahan sosial. Masih hangat di ingatan kita yaitu tentang konflik Rohingnya
dengan isu agama. Kemudian di gaza, antara masyarakat Palestina dan Kolonial
Israel Zionis yang mengapungkan isu ras. Atau bahkan kejadian pelengseran
pemimpin negara di Sudan dan Mesir yang tentunya pertentangan tersebut sangat
kental dengan muatan politik. Pertentangan sosial inilah yang selama ini sangat
merugikan masyarakat, dimanapun.
Derajat manusia dihadapan Tuhan adalah sama. Makanya
segala kepentingan yang sifatnya pribadi/ kelompok dan cenderung merugikan
orang lain hendaknya segera disingkirkan untuk menghindarkan dari kemaslahatan yang
lebih dalam. Bisa dibayangkan jika segala masalah dan kepentngan bisa
dibicarakan 1 meja untuk mendapatkan keputusan yang bermanfaat. Semua manusia
itu sama, perbedaan hanya pada lapisan kulit paling luar manusia tersebut. Betapa
hebat perjuangan Nelson Mandala melawan rasisme, atau apartheid di Afrika
Selatan. Perjuangan melawan diskrimanasi yang sangat dan harus bisa dicontoh oleh
semua individu. Kemudian juga kita beribadah kepada Yang Maha Kuasa, apapun
agamanya. Karena pada dasarnya kita menyembah ke Sang Pencipta yang sama namun
dengan cara yang berbeda. Dan apa guna perdebatan politik diperpanjang dan
dilarut-larutkan? Jika memang tujuannya untuk kepentingan kehidupan berbangsa
dan bernegara jauh dari kepentingan politik apalagi tentang perebutan kursi
yang nyaman dipakai tidur ketika sedang rapat. Alangkah indahnya bila kehidupan
ini jauh dari kata rasis seperti di film-film dewasa, beribadah dengan damai
seperti di Puja Mandala dan dibawah pemerintahan yang memang betul-betul
bertujuan untuk menyejahterakan rakyatnya seperti pada zaman Rasulullah dan
Khulafaur Rasyidin.
Terimakasih
No comments:
Post a Comment