Thursday, 14 November 2013

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

               Pernahkan Anda ke Pulau Bali? Lebih tepatnya di Puja Mandala, Nusa Dua Bali. Ya betul, itu adalah nama tempat peribadatan. Tapi kalau ini bukan sembarang tempat peribadatan, karena Puja Mandala merupakan pusat peribadatan. Yang lebih wow lagi, Puja Mandala bukan hanya pusat peribadatann pemeluk agama Hindu, tetapi juga ada 4 agama lain. Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu tentunya adalah 5 agama yang kesemuanya mempunyai tempat ibadah di komplek tersebut. Betapa harmonisnya hubungan multi-kepentingan disana, karena disana bukan hanya Indonesia saja yang menikmati keindahan pulau Bali, namun juga masyarakat Internasional. Itulah sedikit ilustrasi tentang integrasi masyarakat di tengah-tengah pertentangan sosial.


                   Tentunya integrasi masyarakat bukanlah hal yang mudah, mungkin pula perlu waktu bertahun-tahun untuk mewujudkannya. Isi kepala tiap orang berbeda-beda, maka berbeda pula apa yang mereka inginkan. Isu SARA dan RAS sudah menjadi hal yang wajar sejak nenek moyang kita. Isu diatas sengaja dihembuskan untuk memuluskan kepentingan pribadi/ kelompok yang berakibat dengan pertentangan sosial dan lebih parahnya bisa menyebabkan perpecahan sosial. Masih hangat di ingatan kita yaitu tentang konflik Rohingnya dengan isu agama. Kemudian di gaza, antara masyarakat Palestina dan Kolonial Israel Zionis yang mengapungkan isu ras. Atau bahkan kejadian pelengseran pemimpin negara di Sudan dan Mesir yang tentunya pertentangan tersebut sangat kental dengan muatan politik. Pertentangan sosial inilah yang selama ini sangat merugikan masyarakat, dimanapun.


                   Derajat manusia dihadapan Tuhan adalah sama. Makanya segala kepentingan yang sifatnya pribadi/ kelompok dan cenderung merugikan orang lain hendaknya segera disingkirkan untuk menghindarkan dari kemaslahatan yang lebih dalam. Bisa dibayangkan jika segala masalah dan kepentngan bisa dibicarakan 1 meja untuk mendapatkan keputusan yang bermanfaat. Semua manusia itu sama, perbedaan hanya pada lapisan kulit paling luar manusia tersebut. Betapa hebat perjuangan Nelson Mandala melawan rasisme, atau apartheid di Afrika Selatan. Perjuangan melawan diskrimanasi yang sangat dan harus bisa dicontoh oleh semua individu. Kemudian juga kita beribadah kepada Yang Maha Kuasa, apapun agamanya. Karena pada dasarnya kita menyembah ke Sang Pencipta yang sama namun dengan cara yang berbeda. Dan apa guna perdebatan politik diperpanjang dan dilarut-larutkan? Jika memang tujuannya untuk kepentingan kehidupan berbangsa dan bernegara jauh dari kepentingan politik apalagi tentang perebutan kursi yang nyaman dipakai tidur ketika sedang rapat. Alangkah indahnya bila kehidupan ini jauh dari kata rasis seperti di film-film dewasa, beribadah dengan damai seperti di Puja Mandala dan dibawah pemerintahan yang memang betul-betul bertujuan untuk menyejahterakan rakyatnya seperti pada zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin.

Terimakasih

No comments:

Post a Comment

RAJA PONSEL PINTAR YANG TAK PERNAH JAUH DARI MASALAH

DISCLAIMER : Cerita-cerita dan konten di     dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, instans...