Monday, 27 April 2015

Teori Organisasi Umum-2

KEBIJAKSANAAN tanpa PENINDASAN

BAB I
PENDAHULUAN
·         Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini terdapat banyak sekali masalah yang tanpa disadari muncul secara tiba-tiba tanpa memandang situasi, kondisi tempat maupun waktu, tidak memandang derajat dan tingkat kesetaraan seluruh instansi dimuka bumi. Mulai dari perushaan pemula, menengah (berkembang) maupun perusahaan bonafide yang mungkin sudah go public sekalipun. Permasalahan yang dihadapipun bervariasi mulai dari yang sudah diantisipasi maupun bentuk masalah baru, yang dipastikan jika tidak bisa diselesaikan akan berdampak negatif bagi perusahaan tersebut misalnya membuat perusahaan tersebut bangkrut (collapse), namun tidak sedikit juga yang bisa membalikan situasi dan kemudian bangkit (move on) serta dapat mengambil keuntungan yang bahkan berlipat ganda dalam usahanya.
·         Perumusan Masalah
Dalam kesempatan ini kita akan mengurai bersama bagaimana suatu perusahaan yang didalamnya terdapat 200 (dua ratus) karyawan aktif, dimana dalam menjalankan usahanya manager atau pimpinan perusahaan diperhadapkan dalam suatu permasalahan keuangan yang mengancam akan kelanjutan usaha mereka.
Dan setelah dilakukan audit atau semacam rapat umum bersama, ternyata ditemukan terjadinya pembengkakan pengeluaran perusahaan dalam sektor keuangan adalah dalam pembiayaan asuransi karyawan.
Diputuskanlah bahwa untuk mempertahankan stabilitas keuangan perusahaan perlu diadakan perubahan sistem asuransi. Perlu diketahui sistem asuransi dalam perusahaan ini menggunakan sistem managed care. Dan akan beralih menggunakan sistem indemnity. Tidaklah mudah beralih atau merubah suatu sistem ini mengingat adanya plus minus diantara kedua sistem ini. Itulah permasalahan pertama.
Permasalahan kedua adalah sebagai seorang pimpinan suatu perusahaan tidaklah praktis dapat merubah sistem begitu saja sedangkan keputusan adalah menyangkut 200 (dua ratus) perut karyawannya. Tentu terjadi perdebatan pro dan kontra mengenai keputusannya nanti, dan bagaimana cara menyampaikannya agar tetap terlihat berwibawa sebagai seorang pemimpin yang bisa mengambil keputusan secara bijak, maupun tetap friendly atau harmonis hubungan antar atasan dan bawahan.
·         Tujuan
1.    Menguasai cara berkomunikasi kepada bawahan dalam menyampaikan hal-hal yang menyangkut kesejahteraan karyawan
2.    Mengetahui cara mana yang lebih baik digunakan manager care atau indemnity
3.    Mengetahui keuntungan dan kurugian menggunakan manage care atau idemnity
BAB II
Landasan Teori
·         Apa itu managed care ?
Managed care terbagi dalam dua suku kata, yang pertama adalah managed yang berarti mengelola/mengurus/berhasil. Serta care adalah perawatan. Namun pengertiannya secara luas yaitu managed care merupakan jenis layanan asuransi kesehatan yang menyediakan perawatan kesehatan serta memberikan akses yang efektif dan efisien. Dengan kata lain managed care adalah hasil kerjasama antar layanan jasa asuransi yang ditunjuk dengan perusahaan sebagai pihak yang memiliki peserta asuransi, dimana dalam program ini setiap periode bulanan akan ada pemotongan gaji atau upah karyawan untuk memenuhi tunjangan kesehatan karyawannya dengan tujuan apabila sewaktu-waktu karyawan tersebut mengalami gangguan kesehatan atau kecelakaan yang harus ditangani secara medis maka dapat diklaim ke klinik, puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk oleh pihak asuransi sesuai perjanjian mereka.
·         Apa itu indemnity
Indemnity dalam kamus bahasa inggris-bahasa indonesia diartikan sebagai ganti rugi. Dengan kata lain indemnity merupakan produk asuransi yang dalam proses pengoperasiannya menggunakan sistem plafon atau limit yang ditetapkan oleh perusahaan sesuai kebutuhan ataupun jabatan serta posisi tiap-tiap pesertanya. Berbeda dengan managed care, indemnity sendiri hanya akan diklaim ke perusahaan apabila pesertanya mengalami gangguan kesehatan yang harus ditangani secara medis entah itu bagaimanapun bentuk permasalahan yang terpenting adalah keselamatan peserta asuransi, namun dengan plafon kesepakatan yang sudah disepakati bersama antara pihak perusahaan layanan asuransi dan peserta asuransinya. Bisa ditarik kesimpulan bahwa indemnity lebih praktis dibanding managed care.

BAB III
PEMBAHASAN
·         Tujuan peralihan dari managed care ke indemnity
Seperti yang sudah kita bahas diatas bahwa demi kelancaran dan mempertahankan eksistensinya, perusahaan perlu melakukan perubahan layanan asuransi mereka dari yang semula managed care ke produk indemnity, dikarenakan terdapat pemborosan secara materi apabila tetap menggunakan sistem layanan managed care. Yang kita ketahui bersama seperti kesimpulan diatas bahwa indemnity mereka problem solved yang paling make sense karena disamping lebih menguntungkan perusahaan (dalam arti kata bisa lebih save cost) dan dalam pengurusannya para peserta tidak dipersulit melainkan dipermudah dalam pemrosesannya yaitu lebih efektif dalam tujuannya (tidak bertele-tele) dan lebih efisien waktu dan tenaga dibanding dengan managed care yang bisa diketahui bahwa sangat merepotkan jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang bersifat emergency.
·         Cara berkomunikasi
Ada bermacam-macam cara untuk mengkomunikasikannya kepada bawahan bahwa akan adanya perubahan layanan asuransi yang semula managed care menjadi indemnity. Tentu saja tidak semudah membalikan telapak tangan mengingat satu orang pimpinan harus berhadapan dengan 200 (dua ratus) karyawan makan harus pandai dalam memilih cara komunikasi yang tepat.
Menurut Jerald Greenberg terdapat beberapa model komunikasi dalam perusahaan untuk menyampaikan tujuan pimpinan kepada bawahannya yaitu ;
Pertama : rational persuasion, dengan menggunakan argumen yang logis dan fakta-fakta untuk merayu orang-orang yang diincar dengan ketentuan keinginan dan tujuannya akan terjadi.
Kedua : inspirational appeals, yaitu dengan membakar semangat serta cita-cita seseorang dengan menunjukan contoh konkrit.
Ketiga : collaboration, bagaimana caranya agar supaya orang-orang yang diincar dapat menyetujui semua usulannya.
Keempat : consultation, melibatkan orang lain dalam perumusan masalah dan mengambil keputusan.
Kelima : ingratiation, berikan yang mereka inginkan serta tempatkan dalam suasana hati yang baik.
Keenam : exchange, memberikan iming-iming tentu saja merupakan timbal balik setelah mengikuti kemauan pimpinan.
Ketujuh : personal appeal, berbaur dengan bawahan dan komunikasikan secara hati ke hati seperti tidak ada batasan antara atasan dan bawahan.
Kedelepan : coalition building, mempengaruhi orang sekitar, agar memberikan masukan agar dapat bergabung dalam koalisi.
Kesembilan : pressuring, mengintimidasi atau melakukan keharusan untuk patuh terhadap perintah.
Dalam study case ini saya melihat bahwa bentuk komunikasi yang paling ideal adalah yang pertama yaitu rational persuasion. Perusahaan dapat mengemukakan segala hal yang terjadi sesuai fakta yang muncul, apa problemnya dan bagaimana problem solved dari masalah itu sendiri. Sebagai pimpinan yang bijak pasti bawahan bisa menerima dan memahami situasi ini. Tanpa ada rasa penindasan dari perusahaan terlebih dengan cara komunikasi pimpinan yang berwibawa dan bijaksana.
BAB IV
Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa indemnity lebih praktis dibanding managed care dan lebih menguntungkan bagi perusahaan yang sedang mengalami masalah keuangan perusahaan.

Refrensi  :
Departemen kesehatan RI, 2001, profil perkembangan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat tahun 2000
Jerald Greenberg, Managing behavior in organization. Prentice Hall: New jersey, 2005

Pustaka ilmiah

Kelas 2KA24
Kelompok 8:
-
Muhammad Hanif (15113955)
-
Rifaldy HL Onthoni (17113654)
-
Fuji Astuti (13113600)

No comments:

Post a Comment

RAJA PONSEL PINTAR YANG TAK PERNAH JAUH DARI MASALAH

DISCLAIMER : Cerita-cerita dan konten di     dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, instans...