PENALARAN ILMIAH
A.
Pengertian Penalaran
Penalaran menurut Widjono, (2007 : 2009) dapat dijelaskan dalam
beberapa definisi, yaitu :
1.
Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi
dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
2.
Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai
dengan suatu simpulan.
3.
Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan
suatu simpulan atau pengertian baru.
4.
Dalam karangan terdiri dari dua variabel atau
lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan
menghubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan
dan simpulan
5.
Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan
suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
Penjelasan lebih singkat dari Minto Rahayu, (2007 : 35),
“Penalaran adalah suatu proses berpikir yang logis dengan berusaha menghubung -
hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan.”
Dalam pembuatan suatu karya tulis ilmiah, berbagai ide dan
konsep akan dituangkan dan ditawarkan oleh penulisnya. Untuk menyampaikan
konsep tersebut seorang penulis menggunakan kalimat yang sudah disusun
sedemikian rupa sehingga pembaca dapat menerima pesannya dengan baik.
B.
Proposisi
Jan Handrik Rapar (1996) menyatakan dalam bukunya bahwa proposisi
adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh
dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau
dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, preposisi adalah pernyataan mengenai
hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Proposisi dalam pengertian dan kateogrinya dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa macam, diantaranya:
1. Aspek
Bentuk
a. Proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh : Faldi menyetir
a. Proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh : Faldi menyetir
b.
Proposisi majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1
predikat.
Contoh : Tara mandi dan menyanyi di kamar mandi
Contoh : Tara mandi dan menyanyi di kamar mandi
2. Aspek
Sifat
a. Proposisi Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun
Contoh : Semua manusia hidup di dunia akan mengalami bernafas
b. Proposisi Kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu.
Contoh : Jika Dika lulus SNMPTN maka dia akan dibelikan mobil oleh ayahnya
a. Proposisi Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun
Contoh : Semua manusia hidup di dunia akan mengalami bernafas
b. Proposisi Kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu.
Contoh : Jika Dika lulus SNMPTN maka dia akan dibelikan mobil oleh ayahnya
3. Aspek
Kualitas:
a. Proposisi Positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya.
Contoh : Semua jerapah berleher panjang
b. Proposisi Negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya.
Contoh : Tidak ada wanita yang berkumis
a. Proposisi Positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya.
Contoh : Semua jerapah berleher panjang
b. Proposisi Negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya.
Contoh : Tidak ada wanita yang berkumis
4. Aspek
Kuantitas:
a. Proposisi Universal, yaitu proposisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.
Contoh : Semua WNI mememiliki KTP
a. Proposisi Universal, yaitu proposisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.
Contoh : Semua WNI mememiliki KTP
b.
Proposisi Spesifik / khusus, yaitu proposisi yang predikatnya membenarkan
sebagian subjek.
Contoh : Sebagian mahasiswa tidak patuh kepada dosennya
Contoh : Sebagian mahasiswa tidak patuh kepada dosennya
A. Inferensi dan Implikasi
Inferensi adalah suatu proses untuk menghasilkan informasi
dari fakta yang diketahui. Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi
berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi
dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika representasi
pengetahaun pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada
pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap
digunakan.
Contoh:
“Pak, besok aku diundang ke pesta
pernikahan temanku tapi harus membawa pasangan sedangkan aku belum ada pasangan”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut
bahwa aku tidak bisa pergi ke pesta pernikahan teman.
Implikasi artinya akibat, seandainya
dikaitkan dengan konteks bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya, berarti
akibat hukum yang akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang terjadi.
B.
Wujud
Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang
di hubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil
pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena.
Evidensi disebut juga bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit
untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan.
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh
karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga
bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.
C. Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam
penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian
melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan
sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk
pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
D.
Cara menguji
autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu
menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang
baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat
yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak
mengandung prasangka
2. Pengalaman
dan pendidikan autoritas
3. Kemasyhuran
dan prestise
4. Koherensi
dengan kemajuan
E. Mengapa perlu adanya penalaran ilmiah?
Adanya penalaran ilmiah menurut saya
adalah karena ketika kita ingin menarik kesimpulan dari hasil ekseperimen,
observasi dan pengujian bisa menghasilkan informasi yang tepat dan akurat.
Dengan adanya penalaran ilmiah kita bisa membuktikan keberan dari fakta
tersebut dan membuat pengamatan yang kita lakukan tidak sia-sia.
Sedikit kendala dalam pengamatan adalah
ketika akan menghubungkan data, informasi dan fakta yang kemudian memulai
melakukan pengujian. Namun ketika sudah masuk tahap pengujian dan observasi
maka penalaran akan menjadi lebih mudah dengan adanya bahan-bahan yang telah
dikumpulkan sebelumnya. Dan untuk kesimpulan akan lebih mudah dalam pengambilan
karena adanya penalaran diatas.