KUTIPAN
1.
Pengertian
Kata pengutipan berarti hal, cara, atau proses mengutip. Mengutip merupakan pekerjaan mengambil atau memungut kutipan. Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “kutipan merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus dihilangkan) terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditela’ah berkaitan dengan materi penulisan”. Batasan di atas tidak hanya memaparkan hakikat kutipan, tetapi juga menjelaskan kepentingan mengutip, yakni untuk dibahas dan ditela’ah. Hal ini mengandung pengertian bahwa pengutipan memiliki tujuan tertentu, bukan sekadar menambah jumlah paparan penelitian.
Kata pengutipan berarti hal, cara, atau proses mengutip. Mengutip merupakan pekerjaan mengambil atau memungut kutipan. Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “kutipan merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus dihilangkan) terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditela’ah berkaitan dengan materi penulisan”. Batasan di atas tidak hanya memaparkan hakikat kutipan, tetapi juga menjelaskan kepentingan mengutip, yakni untuk dibahas dan ditela’ah. Hal ini mengandung pengertian bahwa pengutipan memiliki tujuan tertentu, bukan sekadar menambah jumlah paparan penelitian.
2.
Pedoman Pengutipan
Mengutip merupakan pekerjaan yang dapat menunjukkan kredibilitas penulis. Oleh karena itu, mengutip harus dilakukan secara teliti, cermat, dan bertanggung jawab. Hariwijaya dan Triton (2011: 151) mengatakan bahwa ketika melakukan pengutipan perlu dipelajari bagaimana teknik pengutipan sesuai dengan standar ilmiah (penambahan kata oleh penulis). Untuk itu, perlu diperhatikan hal berikut: a. mengutip sehemat-hematnya
Mengutip merupakan pekerjaan yang dapat menunjukkan kredibilitas penulis. Oleh karena itu, mengutip harus dilakukan secara teliti, cermat, dan bertanggung jawab. Hariwijaya dan Triton (2011: 151) mengatakan bahwa ketika melakukan pengutipan perlu dipelajari bagaimana teknik pengutipan sesuai dengan standar ilmiah (penambahan kata oleh penulis). Untuk itu, perlu diperhatikan hal berikut: a. mengutip sehemat-hematnya
b.
mengutip jika dirasa sangat perlu semata-mata
c.
terlalu banyak mengutip mengganggu kelancaran bahasa.
3.
Cara Mengutip
Ada dua cara mengutip, yaitu (a)mengutip langsung dan (b)mengutip tidak langsung.
sedangkan kutipan tidak langsung menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).
A. Kutipan Langsung
Ada dua cara mengutip, yaitu (a)mengutip langsung dan (b)mengutip tidak langsung.
sedangkan kutipan tidak langsung menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).
A. Kutipan Langsung
Kutipan
langsung merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan
(Widjono, 2005: 63)
Cara melakukan kutipan langsung adalah sebagai berikut:
-
Jika kutipan empat baris atau kurang (langsung pendek)
1.
Dikutip apa adanya
2.
Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis,
3.
Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan
jarak spasi paparan),
4.
Dibubuhi tanda kutip (“….”)
5.
Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir
kutipan, yakni nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber (PTH atau Author, Date, Page (ADP),
misalnya (Penulis, 2012:100),
6.
Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan
ditulis dimiringkan (kursif)
7.
Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan
kata sic dalam kurung (sic) di kanan kata yang salah tadi
8.
Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti
bagian itu dengan tanda titik sebanyak tiga biah jika yang dihilangakan itu ada
di awal atau di tengah kutipan, dan empat titik jika di bagian akhir kalimat
9.
Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut
di antara tandakurung, misalnya, (penggarisbawahan oleh penulis).
-
Jika Lebih dari Empat Baris (Langsung Panjang):
1.
Dikutip apa adanya
2.
Dipisahkan dari teks paparan penulis dalam
format paragraf di bawah paparan penulis
3.
Jarak baris kutipan satu spasi
4.
Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir
kutipan, yakni nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber, misalnya
(Penulis, 2012:100)
5.
Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan
ditulis dimiringkan
B. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung menyadur,
mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau
bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).
Cara melakukan kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut:
Cara melakukan kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan
redaksi dari penulis sendiri (parafrasa),
2. Mencantumkan
sumber (nama penulis, tahun dan halaman).
Contoh:
Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan
kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui
penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kepada Prabu Geusan Ulun.
Penyerahan mahkota secarasibolisbereti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus
Kerajaan Sunda (Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).
4.
KESIMPULAN.
Pengetahuan cara mengutip yang benar perlu didapatkan oleh para penulis karya tulis ilmiah. Hal ini bukan saja terkait dengan pengelolaan informasi dari sumber yang diperlukan, melanikan juga terkait dengan persoalan keabsahan karya tulis itu sendiri karena karya tulis harus terhindar dari praktik plagiarisme. Jika sudah menetapkan suatu sistem kutipan, penulis harus konsisten dengan sistem tersebut. Berlatihlah untuk mengutip dengan cara yang benar.
Pengetahuan cara mengutip yang benar perlu didapatkan oleh para penulis karya tulis ilmiah. Hal ini bukan saja terkait dengan pengelolaan informasi dari sumber yang diperlukan, melanikan juga terkait dengan persoalan keabsahan karya tulis itu sendiri karena karya tulis harus terhindar dari praktik plagiarisme. Jika sudah menetapkan suatu sistem kutipan, penulis harus konsisten dengan sistem tersebut. Berlatihlah untuk mengutip dengan cara yang benar.
5.
Daftar Pustaka:
Akhadiah, Sabart dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alam, Agus Haris Purnama. 2005. Konsep Penulisan
Laporan Ilmiah. (Format dan Gaya). Bandung: YIM Press.
Anggarani, Asih, dkk. 2006. Mengasah Keterampilan
Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arifin, E. Zaenal. 2004. Dasar-Dasar Penulisan Karangan
Ilmiah. Jakarta: Grasindo.
Hariwijaya, M. 2006. Pedoman Teknis Penulisan Karya
Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi. Yoyakarta: Citra Pustaka.
Hariwijaya, M. dan Triton P.B. 2011. Pedoman Penulisan
Ilmiah Skripsi dan Tesis. Jakarta: Oryza
Hs., Widjono. 2005. Bahasa Indonesia Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Kali jernih, Freddy K. 2010. Penulisan Akademik Esai,
Makalah, Artikel Jurna Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Widya
Aksara Press.
Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Cet. XII. Ende:
Nusa Indah.
Mulyono, Iyo. 2011. Dari Karya Tulis Ilmiah Sampai
Dengan Soft Skills. Bandung: Yrama Widya.
Nasution, S. dan M.Thomas. Buku Penuntun Membuat Tesis,
Skripsi, Disertasi, Makalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjiman, Panuti dan Dendy Sugono. 1991. Petunjuk
Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kelompok 24 Pengajar Bahasa Indonesia.
Suyatno dan Aserp Jihad. 2011. Betapa Mudah Menulis
Karya Ilmiah. Yogyakarta: Multi Solusindo.
Suyitno. 2011. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, Teori,
Perlatihan, dan Contoh. Bandung: Refika Aditama.
Tim Penyusun. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bogor:
FakultasTeknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
No comments:
Post a Comment