Saturday, 14 November 2015

Tugas Bahasa Indonesia 1- 6

Abstrak dan Daftar Pustaka

ABSTRAK

Aturan Membuat Abstrak

      Abstrak adalah sebuah ringkasan isi dari sebuah karya tulis ilmiah yang ditujukan untuk membantu seorang pembaca agar dapat dengan mudah dan cepat untuk melihat tujuan dari penulisannya. Di dalam dunia akademik, tulisan pendek ini digunakan oleh institusi/lembaga/organisasi pendidikan sebagai informasi awal atas sebuah penelitian ketika dimasukkan dalam jurnal, konferensi, lokakarya, atau yang sejenisnya. Dalam dunia maya (internet), sebuah abstrak digunakan sebagai gambaran singkat atas sebuah karya tulis ilmiah/penelitian untuk dibaca, sebagaimana halnya sebuah “display” model pakaian dipajang untuk dilihat atau diuji pakai sebelum dibeli. Selanjutnya, bagian lengkap sebuah penelitian dijual kepada mereka yang berminat untuk mendapatkannya.
Struktur penulisan sebuah abstrak yang terjadi saat ini menggambarkan ketidakpastian konsep atau ketidakjelasan panduan yang dimiliki tentang susunan yang jelas dari sebuah abstrak. Alasan atau pandangan atas perbedaan yang terjadi di dunia akademik tidak dibahas dalam tulisan ini karena saat ini yang lebih penting meluruskan dan atau menyamakan pandangan tentang penulisan sebuah abstrak yang baik. Penulisan sebuah abstrak harusnya memperhatikan:

a. Struktur Paragraf.
Sebuah abstrak ditulis dalam satu paragraf yang menerangkan keseluruhan isi tulisan secara singkat dan jelas. Penulisannya tidak melakukan indensasi pada kalimat pertama paragraf. Single space adalah pilihan yang dimiliki oleh penulis untuk menyusun kalimat dalam paragrafnya. Lebih dalam, kadang seorang pembimbing Skripsi/Tesis/Disertasi mengatur hingga pada penggunaan jenis huruf dan ukuran tertentu.

b. Jumlah kata.
Idealnya sebuah paragraf terdiri dari 150 sampai dengan 200 kata. Namun, pertimbangan jumlah kata yang paling tepat dalam penulisan Skripsi, Tesis, ataupun disertasi biasanya bergantung pada pertimbangan pandangan pembimbing (supervisor) yang mendampingi seorang mahasiswa dalam penulisannya. Seorang supervisor harusnya tidak mempertimbangkan jumlah kata sebagai acuan utama penulisan paragraf, karena bagian utama justru isi (content) paragraf.

c. Isi paragraf.
Pada saat pembimbingan, seorang supervisor mengedepankan 4 bagian empiris dari sebuah abstrak. Pertama, indentifikasi fokus penelitian dijelaskan secara singkat agar pembaca memahami apa yang diamati oleh seorang peneliti di dalam penelitiannya. Kedua, penulis perlu menggambarkan secara jelas desain penelitian yang dilakukan dalam proses pencarian jawaban atau solusi atas persoalan yang diangkat di dalam penelitiannya. Desain langkah penyelesaian masalah ini oleh mahasiswa lazim dikenal dengan istilah Metode Penelitian. Ketiga, selanjutnya penulis akan menjelaskan hasil temuannya kepada pembaca. Beberapa peneliti menganggap hasil temuan yang diungkap tidak perlu mengungkap pembahasan yang dilakukan karena hal itu justru akan membuat pengulangan isi tulisan. Jelas maksudnya karena bagian pembahasan temuan penelitian juga diurai di dalam bagian kesimpulan. Keempat, perlunya bagian kesimpulan di dalam sebuah tulisan juga terlihat di dalam sebuah abstrak yang tetap mendapatkan perhatian penting sebagai bagian akhir dari paragraf. Pada bagian ini kadangkala sejumlah peneliti menyisipkan rekomendasi penelitian namun tanpa pembahasan atau uraian yang panjang. Lebih lanjut, tidaklah lazim sebuah abstrak diisi oleh nama si penulis serta para pembimbing tulisannya, apalagi hal itu ditulis dalam huruf cetak tebal.
Penulisan abstrak memang tidak bisa diselesaikan dalam satu kali penulisan. Sama halnya dengan penulisan esei (essay), penulisan abstrak juga memerlukan latihan agar bisa menciptakan hasil tulisan yang baik. Saat ini panduan penulisan menggunakan APA (American Psychology Association) style telah populer digunakan di perguruan tinggi. Meskipun panduan penulisan ini bukanlah satu-satunya panduan penulisan yang ada, APA style menjadi pilihan banyak para penulis dikarenakan pertimbangan panduan ini digunakan oleh banyak perguruan tinggi di dunia sehingga juga memundahkan penyesuaian dan penerimaannya.

DAFTAR PUSTAKA

         Aturan Menyusun Daftar Pustaka
Berikut ini adalah urutannya: 

-          Nama pengarang. Penulisan nama pengarang sama seperti aturan penulisan nama pada daftar pustaka biasa, yaitu nama depan ditulis di belakang.
-          Judul. Judul tulisan diberi tanda kutip
-          Tanggal Akses
-          Alamat situs atau blog. Alamatnya harus berupa URL (Uniform Resource Locator) alias:
-          Rangkaian karakter menurut suatu format standar tertentu, yang digunakan untuk menunjukkan alamat suatu sumber seperti dokumen dan gambar di Internet. Seperti ini: http://id.wikipedia.org/wiki/URL
Contoh Penulisan Daftar Pustaka Dari Internet:
Aini, Ratu. “Cara Beternak Itik Lampung”. 15 Januari 2001. http://ternakindo.com/2008/12/literasi-informasi-ternak-itik-nasional.html.







Tugas Bahasa Indonesia 1 - 5

KUTIPAN


1.       Pengertian
Kata pengutipan berarti hal, cara, atau proses mengutip. Mengutip merupakan pekerjaan mengambil atau memungut kutipan. Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “kutipan merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus dihilangkan) terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditela’ah berkaitan dengan materi penulisan”. Batasan di atas tidak hanya memaparkan hakikat kutipan, tetapi juga menjelaskan kepentingan mengutip, yakni untuk dibahas dan ditela’ah. Hal ini mengandung pengertian bahwa pengutipan memiliki tujuan tertentu, bukan sekadar menambah jumlah paparan penelitian.


2.       Pedoman Pengutipan
Mengutip merupakan pekerjaan yang dapat menunjukkan kredibilitas penulis. Oleh karena itu, mengutip harus dilakukan secara teliti, cermat, dan bertanggung jawab. Hariwijaya dan Triton (2011: 151) mengatakan bahwa ketika melakukan pengutipan perlu dipelajari bagaimana teknik pengutipan sesuai dengan standar ilmiah (penambahan kata oleh penulis). Untuk itu, perlu diperhatikan hal berikut: a. mengutip sehemat-hematnya
b. mengutip jika dirasa sangat perlu semata-mata
c. terlalu banyak mengutip mengganggu kelancaran bahasa.

3.       Cara Mengutip
Ada dua cara mengutip, yaitu (a)mengutip langsung dan (b)mengutip tidak langsung.
sedangkan kutipan tidak langsung menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).

A. Kutipan Langsung
Kutipan langsung merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan (Widjono, 2005: 63)
Cara melakukan kutipan langsung adalah sebagai berikut:
-          Jika kutipan empat baris atau kurang (langsung pendek)
1.       Dikutip apa adanya
2.       Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis,
3.       Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan),
4.       Dibubuhi tanda kutip (“….”)
5.       Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber (PTH atau Author, Date, Page (ADP), misalnya (Penulis, 2012:100),
6.       Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan (kursif)
7.       Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam kurung (sic) di kanan kata yang salah tadi
8.       Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan tanda titik sebanyak tiga biah jika yang dihilangakan itu ada di awal atau di tengah kutipan, dan empat titik jika di bagian akhir kalimat
9.       Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara tandakurung, misalnya, (penggarisbawahan oleh penulis).

-          Jika Lebih dari Empat Baris (Langsung Panjang):
1.       Dikutip apa adanya
2.       Dipisahkan dari teks paparan penulis dalam format paragraf di bawah paparan penulis
3.       Jarak baris kutipan satu spasi
4.       Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber, misalnya (Penulis, 2012:100)
5.       Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan

B. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).
Cara melakukan kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut: 
1.       Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa),
2.       Mencantumkan sumber (nama penulis, tahun dan halaman).

Contoh:
Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kepada Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secarasibolisbereti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda (Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).

4.       KESIMPULAN.
Pengetahuan cara mengutip yang benar perlu didapatkan oleh para penulis karya tulis ilmiah. Hal ini bukan saja terkait dengan pengelolaan informasi dari sumber yang diperlukan, melanikan juga terkait dengan persoalan keabsahan karya tulis itu sendiri karena karya tulis harus terhindar dari praktik plagiarisme. Jika sudah menetapkan suatu sistem kutipan, penulis harus konsisten dengan sistem tersebut. Berlatihlah untuk mengutip dengan cara yang benar.
 
5.       Daftar Pustaka:

Akhadiah, Sabart dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alam, Agus Haris Purnama. 2005. Konsep Penulisan Laporan Ilmiah. (Format dan Gaya). Bandung: YIM Press.
Anggarani, Asih, dkk. 2006. Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arifin, E. Zaenal. 2004. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo.
Hariwijaya, M. 2006. Pedoman Teknis Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi. Yoyakarta: Citra Pustaka.
Hariwijaya, M. dan Triton P.B. 2011. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis. Jakarta: Oryza
Hs., Widjono. 2005. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Kali jernih, Freddy K. 2010. Penulisan Akademik Esai, Makalah, Artikel Jurna Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Widya Aksara Press.
Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Cet. XII. Ende: Nusa Indah.
Mulyono, Iyo. 2011. Dari Karya Tulis Ilmiah Sampai Dengan Soft Skills. Bandung: Yrama Widya.
Nasution, S. dan M.Thomas. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, Makalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjiman, Panuti dan Dendy Sugono. 1991. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kelompok 24 Pengajar Bahasa Indonesia.
Suyatno dan Aserp Jihad. 2011. Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta: Multi Solusindo.
Suyitno. 2011. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, Teori, Perlatihan, dan Contoh. Bandung: Refika Aditama.
Tim Penyusun. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bogor: FakultasTeknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Tugas Bahasa Indonesia 1 - 4

Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah

Ketika kita ingin membuat tulisan, tentunya tulisan karangan ilmiah ada beberapa aspek yang perlu kita beri perhatian lebih. Aspek-aspek tersebut akan sangat berpengaruh kepada pembaca bagaimana mereka menanggapi hasil tulisan kita. Berikut dijabarkan sedikit tentang beberapa hal yang harus dilakukan agar kedepannya memudahkan kita dalam menelurkan hasil tulisan yang berkesan baik dan tentu saja menarik untuk dibaca:

1.       Pemilihan Topik

Merupakan hal terpenting pertama karena membatasi isi atau permasalahan yang akan dibahas selanjutnya. Beberapa yang perlu dipertimbangkan dari pemilihan topik:
a.       Menarik
b.      Tidak terlalu luas apalagi terlalu sempit
c.       Sesuai minat dan kemampuan penulis
d.      Bermanfaat bagi ilmu pengetahuan ataupun bagi profesi

2.       Pembatasan Topik

Tujuan utamanya adalah memfokuskan pembahasan tulisan itu sendiri agar tidak terlalu luas dan menjadi tidak konsisten

3.       Pemilihan Judul

Penetuan judul tulisan bisa dengan sekilas menentukan mutu dan bobot tulisan didalamnya. Bahkan pemilihan judul yang baik bisa menarik pembaca untuk mulai membaca tulisan Anda.

4.       Menentukan Tujuan Penulisan

Penulis disini bisa menyampaikan apa maksud tulisannya tersebut. Manfaat dari tulisan ini bisa disampaikan pada tujuan penulisan sehingga tidak keluar dari topik penulisan.

5.       Menentukan Kerangka Karangan

Membuat tulisan lebih terskema dan terarah.  Dengan dibuatkan kerangka, tulisan menjadi tidak melenceng dari tujuan penulisan karena kerangka merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar sebuah tulisan. Dengan kerangka, tulisan lebih bersifat konseptual, menyeluruh dan terarah. Dan bagi penulis menjadi lebih mudah dalam pengembangan tulisannya.

6.       Langkah-langkah Penulisan Ilmiah

Agar pelaksanaannya bersifat sistematis dan objektif, hendaknya penulis mengikuti langkah-langkah berikut:
a.       Observasi serta penetapan masalah dan tujuan
b.      Menyusun hipotesis
c.       Menyusun rencana penilitian
d.      Melaksanakan eksperimen sesuai dengan metode yang telah direncanakan
e.      Pengamatan dan pengumupulan data
f.        Menganalisis dan mempresentasikan data dari hasil pengamatan
g.       Merumuskan kesimpulan
h.      Melaporkan hasil penelitian

7.       Kesimpulan

Dengan perencanaan penulisan karya ilmiah, topik yang diambil menjadi lebih matang untuk dikaji karena topik yang diambil sebagian besar dari hasil pengamatan, pengalaman dan penjelasan. Agar lebih focus dalam penulisan makan kerangka penulisan harus ditentukan selain dengan membatasi topik sehingga pembahasan menjadi lebih mendalam.

RAJA PONSEL PINTAR YANG TAK PERNAH JAUH DARI MASALAH

DISCLAIMER : Cerita-cerita dan konten di     dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, instans...