Thursday, 28 May 2015

Teori Organisasi Umum - 4

ALEX SI-"DRAGON"NAGA, AKTOR UTAMA KEBANGKITAN SANG "PLAT MERAH"



Setelah Anda membaca tentang struktur organisasi di tubuh Telkomsel pada post sebelumnya kita akan mengetahui beberapa penghargaan yang diraih. Baik dari tahun-tahun sebelumnya maupun yang baru-baru ini diraih. Untuk 2 tahun kebelakang ini misalnya, banyak sekali hal yang diperoleh oleh Telkomsel. Tapi siapa sebenarnya aktor dibalik semua keberhasilan Telkomsel akhir-akhir ini?
Kalau saya boleh menyebut, saya akan menyebut nama Alex J Sinaga. Siapa Alex ini? Apa kontribusinya selama ini?
Lahir di Pematang Siantar, 27 September 1961 pria bernama lengkap Alex Janangkih Sanaga ini merupakan Direktur Utama Telkomsel dari tahun 2012 sampai akhir 2014. Dengan kepepimpinanyalah Telkomsel yang pada waktu itu dinyatakan pailit oleh Pengadilan Tinggi dibawanya menuju era keeamasan seperti sekarang ini. Saat ini beliau merupakan Direktur Utama Telkom Group.

A.    TEORI KEPEMIMPINAN
Dalam ilmu keroganasian kita akan menemukan banyak sekali definisi kepemimpinan yang bervariasi namun dengan maksud yang sama. Oke bahasa simpelnya, kepemimpinan adalah kemampuan seseorang meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu. Ada beberapa teori kepemimpianan, diantaranya:
1. Great Man Theory.
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are born, not made). Ketika teori great man diusulkan, sebagian besar pemimpin adalah orang laki-laki dan hal itu tidak bisa ditawar. Konsep kepemimpinan pada teori ini yang disebut orang besar adalah atribut tertentu yang melekat pada diri pemimpin atau sifat personal, yang membedakan antara pemimpin dan pengikutnya.



2. Teori Sifat.
Teori sifat kepemimpinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berfokus pada berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing. Pada teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya. Atas dasar pemikiran tersebut, timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat atau ciri-ciri di dalam dirinya.



3. Teori Perilaku.
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori great man. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk tidak dilahirkan begitu saja (leaders are made, not born). Teori ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) seorang pemimpin.



4. Teori Kepemimpinan Situasional.
Teori kepemimpinan situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis.



5. Teori Kepemimpinan Karismatik.
Dalam teori ini para pengikut memiliki keyakinan bahwa pemimpin mereka diakui memiliki kemampuan yang luar biasa. Kemampuan mempengaruhi pengikut bukan berdasarkan pada tradisi atau otoritas formal tetapi lebih pada persepsi pengikut bahwa pemimpin diberkati dengan bakat supranatural dan kekuatan yang luar biasa. Di mana kemampuan yang luar biasa tersebut hanya dimiliki oleh orang- orang tertentu dan tidak semua orang memilikinya. Seorang pemimpin dianggap orang yang lebih tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari.

Teori tetaplah teori karena pada kenyataannya semua berbeda dalam kehidupan nyata. Namun dengan teori yang mendekati yang bilamana hal tersebut sebagai acuan bisa dilakukan. Alex Sinaga disini bisa saja lebih dekat ke Teori Perilaku. Karena dalam kenyataannya sifat kepemimpinannya sudah mulai terbentuk dari usia muda. Mulai dari masuk ITB kemudian melanjutkan kuliah di Inggris pastinya banyak sekali organisasi-organisasi yang telah diikuti.
Dari situ sangat bisa dilihat bahwa sifat kepemimpinan bisa datang darimana saja. Bahkan Alex merupakan salah satu pengurus Badan Penggelola Sopo Marpingkir HKBP. Maka tak heran bila Alex sangat bisa diandalkan. Seperti sudah banyak beredar bahwa Alex Sinaga ini sebelum masuk ke Telkomsel sudah banyak langlangbuana di dunia pertelekomunikasian. Karirnya dirintis dari bawah, dari mulai supervisor, manager, GM hingga jadi Presiden Direktur.


B.     TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1. Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri seperti menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2. Tipe Militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut yaitu dalam sistem perintah dalam menggerakkan bawahan lebih sering dipergunakan, senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya dalam menggerakkan bawahan, senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, sukar menerima kritikan dari bawahannya, serta menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Paternalistis.
seorang yang memiliki ciri sebagai berikut yaitu menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (over-protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Karismatik.
Pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu.

5. Tipe Demokratis.
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut yaitu dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Dari pengamatan saya, Alex Sinaga masuk dalam kategori pemimpin bertipe Demokratis. Beliau merangkul semua pihak untuk bersama-sama mengangkat derajat Telkomsel yang sebelumnya hanya sebagai “penggembira” dalam perang tarif seluler menjadi penguasa Seluler di seluruh Indonesia. Bukan hanya itu, Alex Sinaga juga merupakan beberapa direksi yang terbuka ke pers. Padahal komunikasi dengan public sangat-sangatlah hal yang berharga.


C.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Setidaknya ada 3 faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menjalankan kepemimpinan:

1. Faktor Kemampuan Personal.
Kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan.



2. Faktor Jabatan.
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh yang berbeda.



3. Faktor Situasi dan Kondisi.
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang tepat atau tidak.

Setalah kita membaca beberapa artiket tentang Alex Sinaga kita akan menemukan bahwa dia mmemerlukan perjalan panjang untuk mencapai puncak karirnya. Dan dari sini pula kita bisa menyimpulkan bahwa kepemimpinan Alex Sinaga lebih banyak dari factor personal. Dari kecil Alex Sinaga sudah diajarkan untuk menimba ilmu sebanyak mungkin. Dari pengalaman-pengalaman inilah yang kemudian menjadi nilai tambah bagi kedepannya.

Alex Sinaga juga termasuk pemimpin yang ulet, rajin dan mau berkembang. Jalan setapak yang harus dilalaui adalah General Manager Telkom Jakarta Barat, Senior Manager Kinerja – Divisi Regional 2, Kepala Divisi Fixed Wireless Jaringan, dan kepala Divisi Enterprise Service. Selain itu, dia menjadi Komisaris PT Sigma Cipta Caraka sejak 2008 dan juga menjabat sebagai Komisaris Utama. Tak hanya itu saja, beliau juga pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Metra yang juga merupakan anggota Telkom Grup. Jadi memang factor kepemimpinan yang paling berperan yaitu factor personal yang mana beliau senantiasa mengembangakannya secara sendiri.

D.    IMPLIKASI MANAJERIAL KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Sosok pemimpin dalam sebuah organisasi sangatlah penting. Selain sebagai visioner, pemimpin juga dynamo penggerak bagi eleman dibawahnya yang ia pimpin demi tujuan bersama. Jadi sangatlah diperlukan pemimpin yang berkompeten dibidangnya hingga pengalaman. Sosok Alex Sinaga merupakan contohnya, membawa Telkomsel dari yang awalnya diputuskan pailit sampai Alex dapat memacu pertumbuhan double digit dan membuat keuntungan tahun 2012 melonjak sebesar Rp15,72 triliun atau naik 23% dibandingkan 2011 sebesar Rp 12,82 triliun.

Disisi lain, jumlah pelanggan pun melesat menjadi 122 juta, termasuk 25 juta pelanggan data pasca masyarakat dilanda kejenuhan sebagai akibat perang tarif yang melanda industri selular. Luar biasa!

Per 2015 seorang Alex Sinaga diminta untuk menularkan sihir-sihirnya ke Telkom. Dengan eks direktur direkrut sebagai Menteri maka orang tersukses dibawahnya lah yang paling cocok untuk mewarisi jabatannya. Banyak kalangan yang tersenyum bahagia dengan terpilihnya Alex Sinaga menjadi Dirut Telkom karena beliau merupakan pemimpin yang mempunyai visi yang jelas. Hal tersebut terbukti dengan belum sampai 1 semester beliau memimpin Telkom program yang awalnya diragukan dewasa ini malah sudah banyak tersebar di Indonesia, Indihome. Jadi memang peran pemimpin sangat vital dalam mengarahkan kemana perusahaan atau organisasi tersebut akan berjalan. Karena nahkoda lah yang mengarahkan bahtera.

REFRENSI:

No comments:

Post a Comment

RAJA PONSEL PINTAR YANG TAK PERNAH JAUH DARI MASALAH

DISCLAIMER : Cerita-cerita dan konten di     dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, instans...